Jumat, 14 Desember 2012

KERAJAAN SAMUDERA PASAI


Samudera Pasai didirikan oleh Nizamudin Al-Kamil pada tahun 1267. Nizamudin Al-Kamil adalah seorang laksamana angkatan laut dari Mesir sewaktu dinasti Fatimiyah berkuasa. Ia ditugaskan untuk merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat pada tahun 1238 M. Setelah itu, ia mendirikan Kerajaan Pasai untuk menguasai perdagangan Lada. Raja pertama Samudera Pasai adalah Marah Silu (Malik as-Saleh). Ia meninggal lalu digantikan oleh putranya yang bernama Mailk ath-Thahir.

Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar - bandar yang digunakan untuk:
1.   Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
2.   Mengurus masalah – masalah perkapalan
3.   Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
4.   Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Kehidupan Kerajaan Samudera Pasai pada masa itu sangat makmur. Karena Samudra Pasai dapat menerbitkan mata uang emas sendiri, hal ini menandakan bahwa kerajaan itu cukup makmur (menurut ukuran masa itu). Mata uang emas Kerajaan Samudera Pasai ini telah diperkenalkan pula oleh orang-orang kerajaan itu ke beberapa bandar perdagangan di Nusantara, diantaranya ke bandar Malaka.
Jejak-jejak Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
·         Deureuham atau Dirham
·         Cakra Donya (lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina 1409 M)
·         Makam Sultan Malik Al-Saleh
·         Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
·         Makam Sultanah Nahrisyah
·         Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
·         Makam Naina Hasamuddin
·         Makam Perdana Menteri (Makam Teungku Yacob)
·         Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
·         Makam Said Syarif
·         Makam Teungku di Iboih
·         Makam Batee Balee
·         Makan Ratu Al-Aqla (Nur ilah)
·         Stempel Kerajaan
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malikul Thahir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Kemunduran kerajaan Samudera Pasai disebabkan oleh beberapa faktor penyebab, yaitu:
1.   Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara,
2.   Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis,
3.   Setelah Sultan Malik at-Thahir meninggal, tidak ada yang menggantikan sehingga penyebaran agama Islam diambil kerajaan Aceh.
Sumber sejarah adanya kerajaan Samudera Pasai  yaitu berdasarkan berita Marcopolo (th 1292) dan Ibnu Batutah (abad 13). Pada tahun 1267 telah berdiri kerajaan Islam di Indonesia, yaitu kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya Batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (th 1297) Raja pertama Samudra Pasai.
Silsilah Raja-raja Kerajaan Samudera Pasai
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345
4. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (1402-?)
9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)
10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (1455-1477)
11. Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (1477- 1500)
12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (1501-1513)
13. Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun (1513-1524)

3 komentar: