Sejak
kecil saya bercita cita menjadi seorang dokter. Tetapi setelah melihat guru
saya menjelaskan materi pelajaran dengan jelas dan menarik. Cita cita sayapun
berubah. Saya tidak ingin menjadi dokter lagi, tetapi saya ingin menjadi guru seperti
beliau. Saya bangga dan kagum kepada beliau yang telah mendidik saya dengan
baik, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Setelah
saya lulus SD, saya disuruh menuntut ilmu di pondok oleh kedua orang tua saya.
Tapi saya menolaknya karena saya ingin melanjutkan ke SMP. Suatu ketika tanpa
sengaja saya mendengar percakapan kedua orang tua saya kalau akan tetap di
mondokkan. Saya menangis karena saya tidak mau belajar di pondok. Saya berusaha
merayu orang tua saya agar saya bisa, melanjutkan ke SMP. Tetapi mereka terus
bersikeras dengan pendapatnya. Akhirnya saya pun sakit.
Melihat
keadaan saya yang ngotot sampai sakit, kedua orang tua saya pun mengalah.
Mereka mengijinkan saya untuk melanjutkan ke SMP, dengan syarat saya harus
belajar dengan giat dan tidak boleh pacaran dulu. Saya senang sekali, sayapun
berjanji kalau saya akan belajar sungguh sungguh dan tidak akan mengecewakan
mereka. Saya akan belajar dengan rajin sampai saya bisa mencapai cita cita
saya.
Akhirnya
saya pun melanjutkan ke SMP. Dari kelas VII sampai kelas IX saya lalu dengan
usaha yang tidak mudah. Saya ingin belajar sungguh sungguh agar kedua orang
saya bahagia. Saya juga harus member contoh kepada ketiga adik saya agar tidak
malas belajar dan bisa mencapai cita cita mereka. Usaha saya tidak sia sia,
saya bisa lulus SMP dengan nilai yang cukup memuaskan. Saya pun akhirnya
melanjutkan ke SMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar